Senin, 08 Maret 2010

Game Online Addict














Akhir"ne gi sering maen game online...
nge blog nya jadi agak tersendat...

so... nge blog nya cuman klo gi inget aza... hhehe...


about the game:
namanya Perfect World, dah lama beredar di dunia per'maya'an sih... grafisnya jg lmyn bagus...



disini kita bisa ngerjain quest, bunuh momon, ngumpul ma temen", dapet pacar *bo'ongan*, bisa nikah pula... *belajar nikah sblm yg real disinilah tempatnya...hhehe*

yg paling suka dari game ini yaitu ke-kompleks-annya...

many possibilities you can get here...


klo ada yg mo coba silahkan aza cek websitenya :
http://perfectworld.lytogame.com/default.asp


It's sure really fun... ^^

Label:

Sabtu, 30 Mei 2009

Sorry...

Gara" gw nyoba ganti layout... eh... malah blognya jadi ancur.... 

jadi terpaksa... gw format ulang blog gw

maap bgt buat yg dah comment atowpun yg backlink gw...

skrg, gw gi nyoba manata ulang kembali blog saya... 

terima kasih atas perhatiannya... 

keep blogging!!!

Sabtu, 11 April 2009

kemarin...

kemarin gue jogja...

mampir ke rmh pakde gue...

trus ke RS Bethesda nengok kluarga yg sakit...

trus ke amplas...

trus nyari dvd...

trus pulang...

masak aer...

ntn dvd dulu nungguin aernya matang...

trus mandi...

trus tidur...

trus esoknya bangun lagi...

melanjutkan aktivitas yg membosankan...





*gak penting banget...*

Label:

Rabu, 08 April 2009

Cinta yg menakjubkan... *True Story*

Ada seorang pemuda yang bisa dibilang wajah dan perawakannya biasa" saja. Pemuda itu seorang mahasiswa disebuah perguruan tinggi. Kemudian dia pergi ingin menemui kekasihnya.

Di tengah perjalanan dia mengalami kecelakaan dan masuk rumah sakit. Dan dia menderita koma.

Sehari setelah kejadian tersebut, pemuda itu tiba di rumah kekasihnya.

Disana dia disambut baik oleh kedua orang tua kekasihnya. Dan sempat bersalaman dan juga bercakap-cakap. Serta disediakan minum dan snack seadanya.

Setelah menghabiskan minumnya, pemuda itu meminta ijin kepada orang tua kekasihnya untuk pergi berjalan-jalan bersama kekasihnya.

Sehari penuh si pemuda berkencan dengan kekasihnya. Bercanda ria bersama. Sampai senja pun tiba. Dan sang pemuda pun sudah berada di depan rumah kekasihnya mengantarnya pulang.

Sebelum beranjak pergi, pemuda itu berpesan kepada kekasihnya...

"Besok temuin aku di halte bis depan kampus ya!" kata si pemuda.

"Ok, aku pasti dateng, kamu juga jangan sampai telat lho!!" jawab kekasih pemuda itu.



Sehari kemudian....


Sang kekasih pemuda itu datang ke halte bis sesuai yang sudah dijanjikan.

Tapi, dia tengok kesana kemari, dia tidak melihat sang kekasihnya.

Dia malah bertemu dengan ayah dari pemuda kekasihnya itu.

Kemudian sang ayah pemuda itu bertanya pada gadis kekasih anaknya.

"Loh dik, kok ada disini?" kata sang bapak.

"Iya, kemarin saya sudah janji sama anak bapak untuk ketemuan disini" jawab sang gadis.

Kemudian Bapak itu terkejut dengan sangat. Kemudian...

"Loh kok bisa?"

"Maaf ya dik, sudah 2 hari yang lalu anak saya koma di rumah sakit karena kecelakaan." Bapak itu menjelaskan.

Bukan main kagetnya sang gadis mendengar pernyataan ayah kekasihnya itu. Dan dia mulai meneteskan air mata.

Kemudian ayah kekasihnya mengajaknya ke rumah sakit tempat anaknya dirawat.


Spontan, sang gadis menangis melihat kekasihnya terbaring lemah diranjang.
Dan dia berlari memeluk kekasihnya itu. Dan menangis dalam pelukan kekasihnya.


Sesaat setelah dia melepaskan pelukannya... pemuda itu sudah tiada.

Minggu, 08 Februari 2009

anjrit!!!!

Anjriiiitttttt!!!!!!





blog gue msh primitip abizzz.....





kenapa????? kenapa?????

Label:

Rabu, 04 Februari 2009

KUNGFU PANDA

Po , si Panda jantan, yang sehari-hari bekerja di toko mie ayahnya, memiliki impian untuk menjadi seorang pendekar Kung Fu. Tak disangka, dalam pemilihan Pendekar Naga, Po dinobatkan sebagai Pendekar Naga yangdinanti-nantikan kehadirannya untuk melindungi desa dari balas dendam Tai Lung.

Saat menonton film animasi ini, kita seperti diingatkan tentang beberapa hal:

1. The secret to be special is you have to believe you're special.
Po hampir putus asa karena tidak mampu memecahkan rahasia Kitab Naga, yang hanya berupa lembaran kosong. Wejangan dari ayahnya-lah yang akhirnya membuatnya kembali bersemangat dan memandang positif dirinya sendiri. Kalau kita berpikir diri kita adalah spesial, unik, berharga kita pun akan punya daya dorong untuk melakukan hal-hal yang spesial.
Kita akan bisa, kalau kita berpikir kita bisa.

Seperti kata Master Oogway, You just need to believe

2. Teruslah kejar impianmu.
Po , panda gemuk yang untuk bergerak saja susah akhirnya bisa menguasai ilmu Kung Fu. Berapa banyak dari kita yang akhirnya menyerah, gagal mencapai impian karena terhalang oleh pikiran negatif diri kita sendiri? Seperti kata Master Oogway, kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri, saat ini adalah anugerah, makanya disebut Present hadiah. Jangan biarkan diri kita dihalangi oleh kegagalan masa lalu dan ketakutan masa depan. Ayo berjuanglah di masa sekarang yang telah dianugerahkan Tuhan padamu.

3. Kamu tidak akan bisa mengembangkan orang lain, sebelum kamu percaya dengan kemampuan orang itu, dan kemampuan dirimu sendiri.
Master ShiFu ogah-ogahan melatih Po . Ia memandang Po tidak berbakat. Kalaupun Po bisa, mana mungkin ia melatih Po dalam waktu sekejap. Kondisi ini berbalik seratus delapan puluh derajat, setelah ShiFu diyakinkan Master Oogway -gurunya- bahwa Po sungguh-sungguh adalah Pendekar Naga dan Shi Fu satu-satunya orang yang mampu melatihnya.
Sebagai guru atau orang tua, hal yang paling harus dihindari adalah memberi label bahwa anak ini tidak punya peluang untuk berubah. Sangatlah mudah bagi kita untuk menganggap orang lain tidak punya masa depan. Kesulitan juga acap kali membuat kita kehilangan percaya diri, bahwa kita masih mampu untuk membimbing mereka.

4.Tiap individu belajar dengan cara dan motivasinya sendiri.
Shi Fu akhirnya menemukan bahwa Po baru termotivasi dan bisa mengeluarkan semua kemampuannya, bila terkait dengan makanan. Po tidak bisa menjalani latihan seperti 5 murid jagoannya yang lain.

Demikian juga dengan setiap anak. Kita ingat ada 3 gaya belajar yang kombinasi ketiganya membuat setiap orang punya gaya belajar yang unik. Hal yang menjadi motivasi tiap orang juga berbeda-beda. Ketika kita memaksakan keseragaman proses belajar, dipastikan akan ada anak-anak yang dirugikan.

5. Kebanggaan berlebihan atas anak/murid/diri sendiri bisa membutakan mata kita tentang kondisi sebenarnya, bahkan bisa membawa mereka ke arah yang salah.

Master ShiFu sangat menyayangi Tai Lung, seekor macan tutul, murid pertamanya, yang ia asuh sejak bayi. Ia membentuk Tai Lung sedemikian rupa agar sesuai dengan harapannya. Memberikan impian bahwa Tai Lung
akan menjadi Pendekar Naga yang mewarisi ilmu tertinggi. Sayangnya Shi Fu tidak melihat sisi jahat dari Tai Lung dan harus membayar mahal, bahkan nyaris kehilangan nyawanya.

Seringkali kita memiliki image yang keliru tentang diri sendiri/anak/murid kita. Parahnya, ada pula yang dengan sengaja mempertebal tembok kebohongan ini dengan hanya mau mendengar informasi dan konfirmasi dari orang-orang tertentu. Baru-baru ini saya bertemu seorang ibu yang selama 14 tahun masih sibuk membohongi diri bahwa anaknya tidak autis. Ia lebih senang berkonsultasi dengan orang yang tidak ahli di bidang autistik. Mendeskreditkan pandangan ahli-ahli di bidang autistik. Dengan sengaja memilih terapis yang tidak kompeten, agar bisa disetir sesuai keinginannya. Akibatnya proses terapi 11 tahun tidak membuahkan hasil yang signifikan.Ketika kita punya image yang keliru, kita akan melangkah ke arah yang keliru.

6. Hidup memang penuh kepahitan, tapi jangan biarkan kepahitan tinggal dalam hatimu.
Setelah dikhianati oleh Tai Lung, Shi Fu tidak pernah lagi menunjukkan kebanggaan dan kasih sayang pada murid-muridnya. Sisi terburuk dari kepahitan adalah kita tidak bisa merasakan kasih sayang dan tidak bisa berbagi kasih sayang.

7. Keluarga sangatlah penting.
Di saat merasa terpuruk, Po disambut hangat oleh sang ayah. Berkat ayahnya pula Po dapat memecahkan rahasia Kitab Naga dan menjadi Pendekar nomor satu. Sudahkah kita memberi dukungan pada anggota keluarga kita?

God Bless You!

Label:

Rabu, 29 Oktober 2008

Belajarlah dari Jepang!

Seperti yang kita ketahui saat ini bangsa Jepang menjadi bangsa yang top markotob dalam segala hal, terutama dari bidang industri otomotif dan elektronik. Saat ini dalam hal teknologi, pendidikan, sarana dan prasarana umum Jepang dibandingkan dengan Indonesia bagaikan danau dan samudra, ketertinggalan kita bangsa Indonesia sudah terlalu jauh. Jepang bagaikan jet yang melesat dengan cepat ke angkasa, sedangkan saat ini Indonesia masih dalam proses belajar bagaimana mengendarai mobil.

Timbul rasa ingin tahu kenapa Jepang bisa melaju secepat itu, padahal dulunya mereka hanyalah bangsa yang miskin, menderita dan melarat terlebih lebih setelah peristiwa bom Hiroshima dan Nagasaki dan gempa besar di Tokyo.

Beberapa sifat dari bangsa Jepang yang sewajarnya kita contoh atau setidaknya kita pikirkan.

BELAJAR DAN BEKERJA KERAS.
Jangan pernah berani menantang orang Jepang dalam hal bekerja keras, mereka terkenal dengan bangsa yang workaholic tiada hari tanpa bekerja. Badan mereka seperti sudah terhipnotis untuk selalu bergerak, bekerja, berpikir dan selalu berkarya. Jangan diam atau bengong, karena bengong sama dengan bodoh, dan bodoh sama dengan tidak terpakai alias tidak produktif. Kalau didalam perusahaan ada karyawan yang tidak produktif anda pasti sudah tahu bukan akan dia akan bernasib apa.

Mungkin di Indonesia pulang kerja tepat waktu pada sore hari itu merupakan hal yang wajar, melainkan di Jepang itu merupakan sesuatu hal yang memalukan, karena itu menandakan bahwa pegawai itu “tidak dibutuhkan”di perusahaan tempat dia bekerja.

Beberapa perusahaan Jepang di Batam ini juga kurang lebih menerapkan prinsip yang sama dengan negeri asalnya, sangat disiplin. Namun terkadang mereka mengurangi tingkat kedisiplinan bagi perusahaan mereka yang di Indonesia, selain karena harus mengikuti peraturan tenaga kerja di Indonesia juga karena perbedaan tingkat ketahanan fisik dan mental para karyawan Indonesia. Bagi yang sudah mempunyai pengalaman bekerja dengan orang Jepang pasti sudah tahu rasanya. Rasanya seperti romusha pada zaman penjajahan dulu.

Demikian juga halnya didalam dunia pendidikan, para siswa/i sangat candu untuk belajar. Sepulang sekolah jarang sekali kita menemukan para pelajar di mall ataupun tempat nongkrong anak muda, semuanya pada belajar dirumah.

Dulu teman saya orang Singapore yang berprofesi sebagai tenaga pengajar Bahasa Inggris sempat mengajar disana, bulan pertama dia bekerja disana langsung jatuh sakit akibat kecapekan. Dikarenakan setiap kali dia mengajar siswanya selalu minta waktu tambahan, jika 1 kali pertemuan waktunya 2 jam, maka siswanya akan minta tambah 3 jam lagi, dan siswanya mau bayar patungan untuk beli makan siang gurunya. Fantastic….!

Coba bandingkan dengan pelajar Indonesia, malah akan terjadi sebaliknya mereka akan mau membayar asalkan pulang cepat, apalagi kalau gurunya tidak masuk (absen) wah…senang sekali, satu kelas langsung bersorak ria…..

Di kampus kampus di Indonesia, seorang dosen mungkin sangat jarang bekerja sesuai dengan jam kerjanya, datang sebentar, kasih lembar fotokopi sama mahasiswanya kemudian pergi entah kemana, demikian juga mahasiswanya bersorak kegirangan.

Beda halnya dengan Jepang, seorang dosen sudah terbiasa pulang pagi dari kampus begitu juga dengan para mahasiswanya. Tiada waktu untuk bersantai ria.

Mungkin anda pernah dengar di Jepang ada seorang anak yang mati karena kecapekan belajar, dan juga fenomena Karoshi yang mati karena kecapekan bekerja. Di Indonesia terjadi sebaliknya, seorang pengangguran bisa mati karena kebanyakan “tidur” dirumah.

MALU ATAS KEGAGALAN.
Pernah dengar kata Harakiri? Istilah itu dipakai oleh para samurai jika kalah dalam pertempuran atau gagal melaksanakan tugas maka dia akan bunuh diri dengan cara menusukkan pedang ke tubuhnya.

Sebenarnya tradisi itu sampai sekarang masih tetap terpelihara, namun nilainya mungkin sudah agak sedikit bergeser, di dunia pekerjaan seorang karyawan bisa saja mengundurkan diri secara tiba tiba, bukan karena diterima kerja ditempat lain melainkan karena gagal menjalankan tugas, tidak mencapai target penjualan, berbuat kesalahan, dll.

Sedangkan di dunia pendidikan seorang siswa dulu pernah ada yang bunuh diri dengan cara melompat dari atas gedung dikarenakan oleh nilai raportnya. Bukannya nilainya jelek atau merah, melainkan karena semester sebelumnya dia juara I dan semester yang sekarang dia cuma mendapat juara III.

Dalam hal ini penulis bukannya mengajak pembaca untuk resign dari tempat kerja jika anda gagal bekerja, atau bunuh diri karena dapat nilai jelek, hanya saja cuma mencoba menggambarkan bagaimana besarnya rasa tanggung jawab bangsa Jepang atas profesi dan tugas yang diembannya, meskipun tindakan yang mereka ambil agak sedikit “kelewatan” menurut kita, tapi bagi mereka itu wajar wajar saja.

HEMAT.
Dulu saya pernah membaca sebuah kisah nyata antara 2 orang pendatang yang bekerja di Amerika, satu orang dari Jepang dan yang satunya lagi orang Indonesia dari Jakarta. Mereka bekerja di perusahaan yang sama dan berpenghasilan yang sama. Tapi tinggal di tempat yang berbeda. Si Indonesian tinggal di apartemen yang mewah, didalamnya lengkap dengan perabot dan alat alat elektronik yang mahal. Sedangkan si Jepang hanya tinggal di kamar kontrakan disebuah rumah, isi kamarnya hanya kasur, lemari dan sebuah radio butut. Dia pergi kekantor hanya dengan berjalan kaki, tidak seperti si Indonesian yang sudah membeli mobil kreditan yang baru.

Mungkin anda heran kenapa si Jepang ini berbuat hal bodoh demikian, itu dikarenakan oleh sifat hemat mereka yang sudah turun temurun. Dalam kenyataan kasus diatas jawabannya akan anda temukan di rekening bank mereka. Rekening si Indonesian ini hanya berisikan uang untuk biaya sampai akhir bulan ini, tapi rekening si Jepang luar biasa. Jika dicairkan semua sanggup untuk biaya hidupnya seumur hidup tanpa bekerja. Bahkan jika hidup berkeluarga sekalipun.

Saya juga pernah baca di salah satu artikel tentang masyarakat Jepang, kalau di Jepang sana seorang ibu rumah tangga rela naik sepeda ke supermarket yang 3 kali lebih jauh dari supermarket dekat rumahnya hanya karena harganya lebih murah 20 yen. Mereka juga lebih memilih naik kereta api listrik atau sepeda kekantor meskipun mereka mampu untuk membeli sebuah mobil.

Sekarang coba anda bandingkan dengan sifat masyarakat Indonesia, baru punya duit sedikit aja sudah langsung pergi ke shopping ke Singapore ataupun gonta ganti HP setiap bulannya, belum lagi kredit barang sana sini, padahal kalau rekening tabungannya dicek, mungkin uang yang didalamnya hanya sanggup untuk biaya hidup 3 hari. Jika sewaktu waktu dipecat dari tempat bekerja maka bersiap siaplah untuk hidup menderita, sungguh menyedihkan.

TUKANG CONTEK.
Eit….jangan mikir negatif dulu, mencontek disini bukan berarti mencontek seperti pada umumnya, dimana lihat – tiru – buat. Namun dalam hal ini bangsa Jepang menerapkan prinsip ATM : Amati, Tiru, dan Modifikasi. Atau istilah kerennya dikenal dengan IMPROVISASI / INOVASI.

TV yang anda tonton saat ini, HP yang anda pegang saat ini, mobil atau sepeda motor yang anda kendarai saat ini bukanlah asli ciptaan Jepang, mereka hanya mencontek dari penemu aslinya yang mayoritas dari kalangan Bule. Namun mereka bukan sembarang mencontoh, melainkan memodifikasinya, membuatnya lebih indah dipandang mata, lebih ringan, lebih mudah digunakan, dan yang luar biasanya mereka bisa menjualnya dengan harga yang lebih murah.

SUKA MEMBACA
Jika anda masuk ke kereta api, pergi ketaman, duduk di antrian, anda mungkin merasa suasananya begitu kaku karena semua orang pada diam membaca, mereka tidak pernah menyia nyiakan waktu yang ada dengan percuma, waktu mengantri di bank mereka gunakan untuk membaca. Mereka lebih suka menunggu dengan membaca daripada bercakap cakap seperti layaknya orang Indonesia. Sejak kecil anak anak sudah diajarkan untuk rajin membaca, oleh karena itu di Jepang ada buku pelajaran yang namanya komik pendidikan, yaitu buku pelajaran yang dikemas dalam bentuk komik sehingga anak anak tidak akan bosan dan akan tertarik untuk membacanya.
__________________

Label: